Sebagicontoh adalah sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Melalui sila tersebut berarti kita mengamalkan butir-butir yang terdapat padanya. Globalisasi bisa menjadi tantangan bagi Pancasila contohnya yaitu tantangan pada masalah kepercayaan, salah satunya tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
Jelaskan Dan Berilah Contoh Bahwa Globalisasi Merupakan Tantangan Bagi Pancasila – Globalisasi merupakan pengaruh global yang menyebar ke seluruh dunia dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Ini termasuk ekonomi, politik, sosial, budaya, dan teknologi. Globalisasi telah berkembang sejak beberapa dekade terakhir, dan telah menciptakan banyak tantangan bagi Pancasila, nilai-nilai dasar yang diakui secara umum di Indonesia. Untuk memahami bagaimana globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila, pertama-tama kita harus memahami apa yang dimaksud dengan Pancasila. Pancasila adalah satu set nilai-nilai dasar yang menjadi dasar konstitusional Indonesia. Nilai-nilai tersebut berfokus pada kesetaraan, keadilan, kerakyatan, kekeluargaan, dan kesatuan Indonesia. Globalisasi telah menciptakan berbagai tantangan bagi Pancasila. Hal ini karena globalisasi telah menghapus batas-batas antar negara, dan saat ini orang dapat mudah berpindah antar negara. Ini menciptakan dampak yang kompleks bagi Pancasila, karena orang dapat membawa nilai-nilai budaya dan nilai-nilai lainnya yang berbeda dari negara asal mereka ke Indonesia. Sebagai contoh, globalisasi telah memicu banyak migrasi antarnegara. Ini menyebabkan banyak orang asing yang tinggal di Indonesia dan membawa nilai-nilai dan budaya asing ke Indonesia. Ini telah mengubah komposisi etnis dan menciptakan konflik antar etnis yang bertentangan dengan nilai kerakyatan Pancasila. Globalisasi juga telah memicu berbagai bentuk eksploitasi manusia, seperti perbudakan dan pekerjaan yang berlebihan. Ini bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan Pancasila. Akibatnya, kesenjangan sosial di Indonesia telah meningkat, yang juga bertentangan dengan nilai kekeluargaan yang diusung oleh Pancasila. Selain itu, globalisasi telah memicu peningkatan ekonomi dan teknologi di Indonesia. Ini telah meningkatkan kesejahteraan ekonomi bagi banyak orang dan membantu mengurangi kemiskinan. Namun, globalisasi juga telah menciptakan ketimpangan sosial yang lebih besar antara yang kaya dan yang miskin, yang juga bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan dalam Pancasila. Globalisasi telah menciptakan banyak tantangan bagi Pancasila. Ini karena globalisasi telah menghapus batas-batas antarnegara dan telah mengubah komposisi etnis, menciptakan konflik antar etnis, meningkatkan eksploitasi manusia, dan menciptakan ketimpangan sosial. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya yang berorientasi Pancasila untuk mengatasi tantangan globalisasi dan memastikan bahwa nilai-nilai dasar Pancasila tetap dihormati di Indonesia. Penjelasan Lengkap Jelaskan Dan Berilah Contoh Bahwa Globalisasi Merupakan Tantangan Bagi Pancasila1. Globalisasi adalah pengaruh global yang menyebar ke seluruh dunia dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. 2. Pancasila adalah satu set nilai-nilai dasar yang menjadi dasar konstitusional Indonesia, yang berfokus pada kesetaraan, keadilan, kerakyatan, kekeluargaan, dan kesatuan Globalisasi telah menghapus batas-batas antar negara, sehingga orang dapat mudah berpindah antar negara dan membawa nilai-nilai budaya dan nilai-nilai lainnya yang berbeda dari negara asal mereka ke Globalisasi telah memicu banyak migrasi antarnegara, yang mengubah komposisi etnis dan menciptakan konflik antar etnis yang bertentangan dengan nilai kerakyatan Globalisasi telah memicu berbagai bentuk eksploitasi manusia, seperti perbudakan dan pekerjaan yang berlebihan, yang bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan Pancasila. 6. Globalisasi telah memicu peningkatan ekonomi dan teknologi di Indonesia, namun juga telah menciptakan ketimpangan sosial yang lebih besar antara yang kaya dan yang miskin, yang bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan dalam Pancasila. 7. Globalisasi telah menciptakan banyak tantangan bagi Pancasila, dan diperlukan upaya-upaya yang berorientasi Pancasila untuk mengatasi tantangan globalisasi dan memastikan bahwa nilai-nilai dasar Pancasila tetap dihormati di Indonesia. 1. Globalisasi adalah pengaruh global yang menyebar ke seluruh dunia dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Globalisasi adalah proses yang menghubungkan berbagai orang, budaya, dan ekonomi di seluruh dunia. Globalisasi yang mengikuti perkembangan teknologi modern telah mengubah dunia menjadi satu kesatuan yang terhubung melalui jaringan yang sangat luas. Globalisasi telah membuat dunia menjadi tempat yang lebih terbuka, kompetitif, dan dinamis. Globalisasi adalah pengaruh global yang menyebar ke seluruh dunia dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Globalisasi telah mengubah cara kita berinteraksi, melakukan bisnis, dan memahami lingkungan di sekitar kita. Ini juga telah membantu memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pertukaran informasi, dan membuat dunia lebih terbuka untuk perdagangan dan investasi. Globalisasi telah menjadi tantangan untuk Pancasila, yaitu ideologi yang menjadi landasan filosofis dan nilai-nilai dasar Republik Indonesia. Pancasila mempromosikan keragaman dan budaya toleransi, tetapi globalisasi telah menimbulkan isu-isu yang mengancam kedudukan Pancasila. Salah satu masalah yang dihadapi adalah bahwa globalisasi mengakibatkan adanya arus masuk budaya asing dan ideologi yang berlawanan dengan nilai-nilai Pancasila. Contohnya, globalisasi telah mempengaruhi cara orang berpakaian. Meskipun cara berpakaian telah lama mencerminkan budaya dan nilai-nilai sosial, globalisasi telah mendorong pergeseran dalam mode berpakaian. Mode dan budaya dari luar negeri telah mempengaruhi gaya berpakaian yang diterima di Indonesia. Ini menimbulkan masalah karena mode berpakaian yang dipengaruhi oleh budaya asing dapat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Globalisasi juga telah memicu masalah karena mempengaruhi lingkungan. Globalisasi telah meningkatkan perdagangan dan investasi di seluruh dunia, tetapi juga telah meningkatkan emisi gas rumah kaca dan polusi udara. Ini telah menyebabkan perubahan iklim global dan telah menyebabkan berbagai masalah lingkungan. Ini bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang menekankan perlindungan lingkungan dan keselamatan alam. Globalisasi juga telah mempengaruhi nilai-nilai sosial dan budaya. Globalisasi telah membuat orang lebih terbuka terhadap pandangan dan nilai-nilai asing. Ini menimbulkan masalah karena nilai-nilai yang dipengaruhi oleh budaya asing dapat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Secara keseluruhan, globalisasi telah menyebabkan berbagai masalah yang mengancam Pancasila. Globalisasi telah mempengaruhi cara berpakaian, lingkungan, dan nilai-nilai sosial dan budaya. Globalisasi telah menimbulkan masalah karena budaya asing dan nilai-nilai yang dipengaruhi oleh globalisasi dapat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mempertahankan nilai-nilai Pancasila dalam era globalisasi. 2. Pancasila adalah satu set nilai-nilai dasar yang menjadi dasar konstitusional Indonesia, yang berfokus pada kesetaraan, keadilan, kerakyatan, kekeluargaan, dan kesatuan Indonesia. Pancasila merupakan satu set nilai-nilai dasar yang menjadi dasar konstitusional Indonesia. Nilai-nilai ini berkisar di seputar kesetaraan, keadilan, kerakyatan, kekeluargaan, dan kesatuan Indonesia. Nilai-nilai ini telah menjadi landasan utama yang membentuk identitas dan jati diri bangsa Indonesia. Namun, dengan masuknya globalisasi, Pancasila semakin diuji. Globalisasi adalah proses ekonomi, sosial, dan politik di mana berbagai budaya dan pandangan berinteraksi dan saling bertukar. Hal ini menyebabkan Pancasila harus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, terutama dalam hal nilai-nilai moral dan etika. Contohnya, globalisasi telah menyebabkan terjadinya banyak migrasi antarnegara. Hal ini membuat orang-orang dari budaya berbeda tinggal bersama, menciptakan konflik di antara masyarakat Indonesia. Beberapa orang yang berasal dari budaya lain mungkin tidak setuju dengan nilai-nilai Pancasila, seperti kesetaraan, keadilan, dan kerakyatan, yang menjadi dasar konstitusional Indonesia. Mereka mungkin memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana hal-hal tertentu harus diselesaikan. Selain itu, globalisasi juga telah menyebabkan lahirnya berbagai budaya baru di Indonesia. Budaya-budaya ini telah memberikan dampak negatif bagi masyarakat Indonesia. Mereka mungkin mengabaikan nilai-nilai Pancasila dan mengikuti nilai-nilai asing yang berbeda. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat kurang bersatu dan kurang menghormati nilai-nilai Pancasila. Karena itu, globalisasi menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh Pancasila. Perlu adanya upaya untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai Pancasila di tengah perubahan yang terus berkembang. Upaya ini harus melibatkan semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan organisasi non-pemerintah. Dengan upaya yang konsisten, nilai-nilai Pancasila dapat tetap lestari di tengah perubahan zaman. 3. Globalisasi telah menghapus batas-batas antar negara, sehingga orang dapat mudah berpindah antar negara dan membawa nilai-nilai budaya dan nilai-nilai lainnya yang berbeda dari negara asal mereka ke Indonesia. Globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila karena telah menghapus batas-batas antar negara. Globalisasi adalah pertukaran ide, informasi, produk, teknologi, dan modal antara berbagai negara di seluruh dunia. Globalisasi telah membuka jalan bagi orang untuk mudah berpindah antar negara dan membawa nilai-nilai budaya dan nilai-nilai lainnya yang berbeda dari negara asal mereka ke Indonesia. Globalisasi telah mengubah cara orang melihat dunia. Dengan globalisasi, informasi, teknologi, dan modal dapat dengan mudah dibawa dari satu negara ke negara lain. Hal ini telah membuat dunia lebih terbuka dan mudah diakses. Hal ini telah meningkatkan mobilitas sosial dan migrasi antar negara. Dengan globalisasi, orang dapat dengan mudah untuk berpindah dari satu negara ke negara lain. Dengan globalisasi, orang dari berbagai negara dapat membawa nilai-nilai budaya dan nilai-nilai lainnya yang berbeda dari negara asal mereka ke Indonesia. Hal ini dapat mengubah budaya dan nilai-nilai Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara nilai-nilai asli Indonesia dan nilai-nilai baru yang dibawa oleh orang asing. Contohnya, di Indonesia, banyak orang asing yang datang dari berbagai negara. Mereka membawa nilai-nilai budaya dan nilai-nilai lainnya yang berbeda. Mereka dapat mempengaruhi budaya dan nilai-nilai Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara nilai-nilai asli Indonesia dengan nilai-nilai baru yang dibawa oleh orang asing. Karena globalisasi telah menghapus batas-batas antar negara, maka orang dapat mudah berpindah antar negara dan membawa nilai-nilai budaya dan nilai-nilai lainnya yang berbeda dari negara asal mereka ke Indonesia. Hal ini dapat mengubah budaya dan nilai-nilai Indonesia dan dapat menyebabkan konflik antara nilai-nilai asli Indonesia dengan nilai-nilai baru yang dibawa oleh orang asing. Oleh karena itu, globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila. 4. Globalisasi telah memicu banyak migrasi antarnegara, yang mengubah komposisi etnis dan menciptakan konflik antar etnis yang bertentangan dengan nilai kerakyatan Pancasila. Globalisasi adalah proses di mana berbagai pengaruh, produk, dan nilai-nilai dari satu tempat di dunia dapat dipengaruhi dan disebarkan secara luas dan cepat ke seluruh dunia. Ini dapat terjadi melalui pertukaran ekonomi, media, dan kebudayaan. Globalisasi telah menciptakan komunitas global yang terhubung oleh komunikasi, transportasi, dan perdagangan. Globalisasi telah menjadi tantangan bagi Pancasila, sebuah sistem nilai dan dasar bagi kehidupan bernegara di Indonesia. Nilai-nilai Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial yang diakui oleh seluruh bangsa Indonesia. Namun, globalisasi telah membawa banyak perubahan ke Indonesia, yang telah memicu banyak migrasi antarnegara, yang mengubah komposisi etnis dan menciptakan konflik antar etnis yang bertentangan dengan nilai kerakyatan Pancasila. Konflik antar etnis yang disebabkan oleh globalisasi adalah masalah yang serius di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kasus di Timor Leste, yang menjadi konflik pertama di Indonesia yang disebabkan oleh migrasi global. Beberapa pendatang Timor Leste, yang berasal dari daerah lain di Indonesia, telah memicu perselisihan antara etnis lokal dan pendatang. Akibatnya, pecahnya konflik antar etnis ini berdampak pada kerusakan sosial, ekonomi, dan politik di Timor Leste. Konflik etnis juga dapat terjadi di Indonesia karena globalisasi. Misalnya, migrasi global dari daerah lain di Indonesia telah menyebabkan masyarakat lokal merasa terancam oleh pendatang. Ini mendorong masyarakat lokal untuk berada dalam posisi ketakutan, dan menimbulkan kebencian dan konflik antara etnis lokal dan pendatang. Hal ini berlawanan dengan nilai kerakyatan Pancasila yang mengajarkan persatuan dan kerjasama antar etnis demi kebaikan bersama. Globalisasi juga telah memicu migrasi ekonomi, di mana masyarakat dari daerah yang lebih miskin pindah ke daerah yang lebih maju untuk mencari pekerjaan. Ini menyebabkan terjadinya ketidaksamaan ekonomi antar etnis, dan menimbulkan ketegangan antar etnis yang bertentangan dengan nilai keadilan sosial Pancasila. Globalisasi telah menjadi tantangan bagi Pancasila di Indonesia. Nilai-nilai Pancasila seperti persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial telah terancam oleh migrasi antarnegara yang mengubah komposisi etnis dan menciptakan konflik antar etnis. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk mengambil tindakan untuk mencegah dan menangani konflik antar etnis yang disebabkan oleh globalisasi, dan juga untuk melindungi nilai-nilai Pancasila yang telah lama diakui oleh seluruh bangsa Indonesia. 5. Globalisasi telah memicu berbagai bentuk eksploitasi manusia, seperti perbudakan dan pekerjaan yang berlebihan, yang bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan Pancasila. Globalisasi merupakan suatu proses di mana dunia saling terkait dan terintegrasi satu sama lain dalam berbagai aspek seperti ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Proses ini telah membuka jalan bagi berbagai bentuk eksploitasi manusia, seperti perbudakan dan pekerjaan yang berlebihan. Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan yang terdapat dalam Pancasila. Pancasila adalah dasar filosofis untuk semua aspek kehidupan di Indonesia, yang mencakup nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan persaudaraan. Kebijakan yang mengikuti nilai-nilai ini didasarkan pada prinsip bersama bahwa semua orang memiliki hak yang sama untuk hidup, bekerja, dan memperoleh pendidikan yang layak. Proses globalisasi telah memicu peningkatan eksploitasi manusia, yang bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Tantangan yang dihadapi Pancasila akibat proses globalisasi antara lain, pertama adalah perbudakan. Globalisasi telah mengakibatkan peningkatan eksploitasi manusia di seluruh dunia, yang mencakup kurangnya hak asasi manusia, pekerjaan berlebihan, dan perbudakan. Perbudakan merupakan praktik yang melanggar nilai-nilai keadilan dan kesetaraan Pancasila, sehingga menjadi tantangan bagi Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kedua, pekerjaan berlebihan. Eksploitasi manusia dapat berupa pekerjaan yang berlebihan, dimana seseorang diharuskan bekerja lebih dari jam kerja yang ditentukan, atau bekerja tanpa memperoleh upah yang layak. Ini bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan Pancasila, karena tidak semua orang mendapatkan hak yang sama untuk mendapatkan upah yang layak. Ketiga, kurangnya hak asasi manusia. Kurangnya hak asasi manusia merupakan akibat dari proses globalisasi. Sejak proses globalisasi dimulai, terdapat beberapa negara yang mengalami penurunan hak asasi manusia, di mana pemerintah dan pengusaha memanfaatkan tenaga kerja murah untuk meningkatkan keuntungan mereka. Hal ini bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dan persaudaraan Pancasila. Globalisasi telah menimbulkan tantangan bagi Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Proses ini telah memicu berbagai bentuk eksploitasi manusia, seperti perbudakan, pekerjaan yang berlebihan, dan kurangnya hak asasi manusia. Semua ini bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan Pancasila. Oleh karena itu, Indonesia harus mempertimbangkan cara untuk meningkatkan penghormatan terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, untuk mengatasi tantangan yang dihadapi akibat globalisasi. 6. Globalisasi telah memicu peningkatan ekonomi dan teknologi di Indonesia, namun juga telah menciptakan ketimpangan sosial yang lebih besar antara yang kaya dan yang miskin, yang bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan dalam Pancasila. Globalisasi adalah proses yang menghubungkan masyarakat antarnegara melalui perdagangan, investasi, informasi, dan budaya. Globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila karena mengancam nilai-nilai yang diusung oleh Pancasila. Salah satu tantangan globalisasi adalah peningkatan ekonomi dan teknologi di Indonesia yang telah memicu peningkatan ketimpangan sosial antara yang kaya dan yang miskin. Ketimpangan sosial adalah satu dari banyak dampak negatif dari globalisasi. Ketimpangan sosial adalah perbedaan besar dalam kesejahteraan ekonomi antara kelas-kelas atau kelompok-kelompok sosial yang berbeda. Di Indonesia, fenomena ini telah berkembang dengan pesat sejak adanya globalisasi. Pada tahun 2018, Indeks Ketimpangan Sosial Indonesia meningkat sebesar 0,458, meningkat dari 0,448 pada tahun 2017. Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkatnya globalisasi di Indonesia, semakin meningkat pula ketimpangan sosial di Indonesia. Hal ini bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan yang diusung oleh Pancasila. Keadilan dan kesetaraan merupakan salah satu nilai dasar Pancasila yang menekankan bahwa semua orang harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk mencapai kemakmuran. Di Indonesia, globalisasi telah membuat sebagian besar masyarakat tertinggal di belakang, khususnya bagi mereka yang tidak memiliki akses yang cukup untuk mengambil keuntungan dari peningkatan ekonomi dan teknologi. Ini bertentangan dengan tujuan dari nilai keadilan dan kesetaraan dalam Pancasila. Meskipun globalisasi telah memberikan beberapa manfaat bagi Indonesia, namun juga telah menciptakan ketimpangan sosial yang lebih besar antara yang kaya dan yang miskin, yang bertentangan dengan nilai keadilan dan kesetaraan dalam Pancasila. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketimpangan sosial, seperti dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang kerja. Pemerintah juga harus menyediakan subsidi bagi masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan untuk membantu mereka meningkatkan kesejahteraannya. Dengan demikian, Indonesia dapat menggabungkan manfaat globalisasi dengan nilai-nilai Pancasila untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. 7. Globalisasi telah menciptakan banyak tantangan bagi Pancasila, dan diperlukan upaya-upaya yang berorientasi Pancasila untuk mengatasi tantangan globalisasi dan memastikan bahwa nilai-nilai dasar Pancasila tetap dihormati di Indonesia. Globalisasi merupakan salah satu fenomena yang memiliki dampak besar terhadap masyarakat dunia. Di Indonesia, globalisasi telah menciptakan banyak tantangan bagi Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Pancasila adalah dasar dari semua kebijakan, hukum, dan nilai-nilai yang mengatur kehidupan masyarakat Indonesia. Globalisasi menghadirkan sejumlah tantangan yang berbeda bagi Pancasila. Pertama, globalisasi telah menciptakan kondisi yang dapat mengancam perbedaan budaya Indonesia. Globalisasi telah menyebabkan banyak budaya-budaya asing diterima di Indonesia, yang bisa mengancam keberadaan budaya-budaya asli Indonesia. Hal ini akan mengancam nilai-nilai dasar Pancasila yang menekankan persatuan dan kesatuan bangsa yang didasarkan pada perbedaan budaya. Kedua, globalisasi telah menciptakan kondisi dimana nilai-nilai universal telah lebih didahulukan daripada nilai-nilai Pancasila. Globalisasi telah menyebabkan banyak nilai-nilai universal yang diterima di Indonesia, seperti demokrasi, hak asasi manusia, hak untuk berpendapat, dan lainnya. Nilai-nilai ini berbeda dengan nilai-nilai dasar Pancasila, dan jika tidak diatur dengan baik, nilai-nilai universal ini dapat mengancam keberadaan nilai-nilai dasar Pancasila. Ketiga, globalisasi telah menciptakan kondisi yang dapat mengancam keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Globalisasi telah mengubah cara masyarakat Indonesia berinteraksi dengan orang lain di luar negeri. Sistem ekonomi global telah menciptakan kondisi dimana orang Indonesia dapat terlibat dalam kegiatan-kegiatan ekonomi dengan orang lain di luar negeri. Hal ini akan mengancam keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan otonomi daerah yang telah ditentukan oleh Pancasila. Keempat, globalisasi telah menciptakan kondisi yang dapat mengancam nilai-nilai agama yang diakui di Indonesia. Globalisasi telah menyebabkan banyak agama dan nilai-nilai spiritual yang berbeda diterima di Indonesia. Hal ini akan mengancam keberadaan nilai-nilai agama yang diakui di Indonesia, yang didasarkan pada Pancasila. Kelima, globalisasi telah menciptakan kondisi yang dapat mengancam kesetaraan gender di Indonesia. Globalisasi telah menyebabkan banyak nilai-nilai gender baru diterima di Indonesia, yang berbeda dengan nilai-nilai gender yang diakui di Indonesia. Hal ini akan mengancam kesetaraan gender di Indonesia yang didasarkan pada kesetaraan gender yang diakui oleh Pancasila. Keenam, globalisasi telah menciptakan banyak tantangan bagi keadilan sosial di Indonesia. Globalisasi telah menyebabkan banyak orang yang lebih kaya dan lebih miskin. Hal ini akan mengancam keadilan sosial di Indonesia yang telah diatur oleh Pancasila. Ketujuh, globalisasi telah menciptakan banyak tantangan bagi keadilan ekonomi di Indonesia. Globalisasi telah menyebabkan banyak industri-industri baru yang bergerak di Indonesia, yang mungkin tidak menghormati keadilan ekonomi yang diatur oleh Pancasila. Globalisasi telah menciptakan banyak tantangan bagi Pancasila, dan diperlukan upaya-upaya yang berorientasi Pancasila untuk mengatasi tantangan globalisasi dan memastikan bahwa nilai-nilai dasar Pancasila tetap dihormati di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah harus mengambil tindakan untuk memastikan bahwa nilai-nilai dasar Pancasila tetap dihormati di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan memastikan bahwa nilai-nilai universal yang diterima di Indonesia tetap menghormati nilai-nilai dasar Pancasila, memastikan bahwa sistem ekonomi Indonesia tetap menghormati Negara Kesatuan Republik Indonesia, memastikan bahwa agama yang diakui di Indonesia tetap dihormati, memastikan bahwa kesetaraan gender tetap dihormati, memastikan bahwa keadilan sosial tetap dihormati, dan memastikan bahwa keadilan ekonomi tetap dihormati. Dengan melakukan hal ini, pemerintah dapat memastikan bahwa nilai-nilai dasar Pancasila tetap dihormati di Indonesia, meskipun globalisasi telah menciptakan banyak tantangan bagi Pancasila.
Pancasilaadalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan be asila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Di era globalisasi sekarang, banyak pertanyaan terkait apakah pancasila masih relevan?, di era globalisasi seperti sekarang ini tentunya banyak tantangan untuk mengikuti arus perubahan. Berdasarkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia KKNI kita dapat mengetahui kemampuan hardskill yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Namun, di era globalisasi ini juga dibutuhkan softskill yang membentuk karakteristik kepribadian bangsa kita globalisasi tersebut tentu saja mempengaruhi perilaku dan di perlukan pemetaan psikologis dari dampak globalisasi ini. Pada konferensi " Intercultural Leadership and Learning", dijelaskan oleh Panggabean, Muniarti, dan Tjitra 2015 bahwa berdasarkan hasil kajian mereka, manusia Indonesia memiliki 7 kompetensi untuk bersaing di era globalisasi ini. Tujuh Kompetensi tersebut adalah religius, guyub, keberagaman, kepemimpinan fasilitatif, komunikasi tersirat, nerima, dan generalist serta technical fungctional excellence. Namun, yang jadi pertanyaan apakah tujuh kommpetensi ini Indonesia sudah dapat berhasil bersaing di era globalisasi ini?. Sedangkan kita tahu bahwa banyak kopetensi yang di anggap baik merujuk pada budaya "barat".Jika dilihat dari letak geografisnya, Indonesia merupakan jalur perdagangan Internasional. Hal ini juga yang membuat masyarakat Indonesia selalu ramai dan terbuka dengan banyak pihak, dapat dibilang nilai nilai masyarakat Indonesia terbentuk juga dengan nilai nilai masyarakat negara lain. Sebagian dari nilai tersebut mungkin bercampur dengan nilai negara lain, namun juga terdapat nilai yang dipertahankan walaupun terus berbenturan. Dari penjabaran diatas manusia Indonesia dapat melihat keterkaitan dirinya dengan bangsa lain, sehingga identitas identitas bangsa Indonesia tidak lagi sebatas masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat dunia. Pembahasan awal diatas merupakan kajian awal untuk mengetahui hubungan antara globalisasi dalam konteks identitas dan nilai. Kesiapan untuk perubahan ini bukan karena mengikuti lingkungan yang berubah, namun juga kesiapan psikologis dari individu. Walaupun nilai kelihatan tetap namun bukan berarti tidak bergerak. 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

GLOBALISASIDAN PENGARUHNYA BAGI BANGSA INDONESIA Globalisasi merupakan kontak yang lebih erat antara berbagai pelosok dunia, meningkatnya interaksi personal, saling kerja sama dan persahabatan antara penduduk dunia atau sebagai globalisasi ekonomi yang berarti meningkatnya hubungan antara pelaku ekonomi di berbagai negara.

jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila – Globalisasi sebagai suatu fenomena yang menyebar luas di seluruh dunia telah menjadi tantangan tersendiri bagi keberadaan Pancasila sebagai dasar filosofi yang menjadi jiwa bangsa Indonesia. Globalisasi adalah suatu proses yang menyebabkan terjadinya keterkaitan yang erat antara berbagai negara dan masyarakat di seluruh dunia. Globalisasi mengubah cara orang berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Globalisasi juga menyebabkan terjadinya kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi, serta memunculkan isu-isu baru di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan kebijakan luar negeri. Namun, globalisasi ini juga menimbulkan berbagai tantangan bagi Pancasila, yang merupakan dasar filosofi yang menjadi ideologi negara Indonesia. Pancasila merupakan dasar filosofi Indonesia yang dianggap sebagai dasar berfikir dan berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Pancasila berisi lima prinsip, yaitu Pancasila sebagai ideologi terdiri dari sila ke-1, Ketuhanan Yang Maha Esa; sila ke-2, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; sila ke-3, Persatuan Indonesia; sila ke-4, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan; dan sila ke-5, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Namun, dengan datangnya globalisasi ada berbagai tantangan yang mengancam Pancasila. Contohnya, dengan berkembangnya globalisasi, terjadi juga perubahan dalam pola hubungan antarnegara, seperti ketika Indonesia menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara di luar negeri. Hal ini mengakibatkan semakin banyak informasi dan ide-ide yang berasal dari luar negeri yang masuk ke Indonesia, yang tentunya berbeda dengan ideologi Pancasila yang berlaku di Indonesia. Selain itu, berkembangnya perdagangan di era globalisasi juga berdampak besar bagi Indonesia. Di satu sisi, perdagangan internasional menawarkan peluang untuk meningkatkan produksi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Namun di sisi lain, globalisasi juga dapat menyebabkan para pelaku usaha di Indonesia kurang mampu bersaing dalam pasar internasional. Hal ini menghambat kemajuan ekonomi Indonesia, yang tentunya berlawanan dengan prinsip-prinsip Pancasila, seperti prinsip kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa globalisasi merupakan sebuah tantangan nyata bagi Pancasila. Globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola hubungan antarnegara, perubahan dalam komunikasi, dan perubahan dalam perekonomian, yang semuanya berbeda dengan prinsip-prinsip Pancasila yang berlaku di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah harus mencari cara untuk menyesuaikan prinsip-prinsip Pancasila dengan perkembangan global, agar Pancasila tetap menjadi dasar filosofi bagi bangsa Indonesia. Daftar Isi1 Penjelasan Lengkap jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi 1. Globalisasi adalah suatu proses yang menyebabkan terjadinya keterkaitan yang erat antara berbagai negara dan masyarakat di seluruh 2. Pancasila merupakan dasar filosofi Indonesia yang dianggap sebagai dasar berfikir dan berperilaku dalam kehidupan 3. Globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola hubungan antarnegara, perubahan dalam komunikasi, dan perubahan dalam 4. Globalisasi mengakibatkan semakin banyak informasi dan ide-ide yang berasal dari luar negeri yang masuk ke 5. Berkembangnya perdagangan di era globalisasi juga berdampak besar bagi 6. Globalisasi dapat menyebabkan para pelaku usaha di Indonesia kurang mampu bersaing dalam pasar 7. Globalisasi merupakan tantangan nyata bagi Pancasila karena berbeda dengan prinsip-prinsip Pancasila yang berlaku di 8. Pemerintah harus mencari cara untuk menyesuaikan prinsip-prinsip Pancasila dengan perkembangan global, agar Pancasila tetap menjadi dasar filosofi bagi bangsa Indonesia. 1. Globalisasi adalah suatu proses yang menyebabkan terjadinya keterkaitan yang erat antara berbagai negara dan masyarakat di seluruh dunia. Globalisasi adalah suatu proses yang menyebabkan terjadinya keterkaitan yang erat antara berbagai negara dan masyarakat di seluruh dunia. Hal ini menciptakan tantangan bagi Pancasila, nilai-nilai dasar yang menjadi dasar bagi pemerintah Indonesia. Globalisasi membawa konsekuensi bagi Pancasila karena menciptakan tekanan untuk beradaptasi dengan nilai-nilai lain yang dibawa oleh ekonomi global. Globalisasi juga menyebabkan masyarakat Indonesia terpapar pada nilai-nilai lain yang berbeda dari yang mereka terbiasa, dan ini membuat mereka lebih rentan terhadap pengaruh dari luar. Salah satu contoh bagaimana globalisasi menjadi tantangan bagi Pancasila adalah ketika pemerintah Indonesia harus menyesuaikan peraturan dan hukumnya dengan standar internasional. Pemerintah Indonesia harus menyesuaikan undang-undang dan kebijakan yang ada dengan negara-negara lain dan peraturan yang ditetapkan oleh organisasi internasional. Ini membuatnya lebih sulit bagi pemerintah untuk memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap dihormati. Selain itu, globalisasi juga menyebabkan pergeseran dalam pendekatan pemerintah dalam pengambilan keputusan. Pada masa lalu, pemerintah Indonesia dapat secara mandiri menentukan kebijakan tanpa harus menyesuaikannya dengan standar internasional. Namun, dengan adanya tekanan global, pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan nilai-nilai lain yang dibawa oleh ekonomi global ketika membuat keputusan. Hal ini mendorong pemerintah Indonesia untuk beradaptasi dengan nilai-nilai lain yang ada di luar negeri. Kesimpulannya, globalisasi menciptakan tantangan bagi Pancasila karena menyebabkan terjadinya pergeseran dalam pendekatan pemerintah dalam pengambilan keputusan dan membutuhkan adaptasi terhadap nilai-nilai lain. Hal ini menyebabkan pemerintah Indonesia harus menyesuaikan kebijakan dan hukumnya dengan standar internasional. 2. Pancasila merupakan dasar filosofi Indonesia yang dianggap sebagai dasar berfikir dan berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Globalisasi adalah proses interaksi antarbangsa yang melibatkan pertukaran ide, budaya, teknologi, perekonomian, dan politik. Ini telah membawa banyak perubahan yang mengubah cara orang hidup dan berinteraksi di seluruh dunia. Meskipun globalisasi telah membawa banyak keuntungan, ada juga beberapa tantangan yang dihadapi di bawahnya. Salah satu tantangan yang paling penting adalah bagaimana globalisasi dapat disesuaikan dengan Pancasila, dasar filosofi Indonesia yang dianggap sebagai dasar berfikir dan berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Pancasila adalah falsafah Indonesia yang menekankan kesatuan dan keharmonisan seluruh bangsa. Ini menekankan kesetaraan hak semua lapisan masyarakat, kesetiaan pada nilai-nilai moral dan etika, serta kesadaran akan pentingnya keadilan dan tanggung jawab sosial. Ini adalah dasar untuk menciptakan masyarakat yang berdasarkan pada nilai-nilai yang dihormati dan dijunjung tinggi. Namun, globalisasi telah membawa banyak perubahan yang dapat mengancam kesatuan dan keharmonisan Indonesia. Globalisasi telah menciptakan kesenjangan ekonomi yang lebih besar antara kaum kaya dan miskin. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya ketidakadilan dan ketidaksetaraan yang mengancam Pancasila. Globalisasi juga telah menciptakan kondisi yang memungkinkan orang untuk mengakses informasi dan budaya dari luar negeri, yang dapat memengaruhi pandangan dan perilaku masyarakat Indonesia. Hal ini dapat berakibat pada penolakan nilai-nilai Pancasila yang dihormati. Globalisasi juga telah menciptakan kondisi yang memungkinkan pelaku pasar asing untuk memiliki pengaruh yang lebih besar atas perekonomian Indonesia. Ini dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata, yang dapat mengancam keadilan sosial dan hak-hak masyarakat yang dijamin oleh Pancasila. Globalisasi telah membawa tentangan yang signifikan bagi Pancasila. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk menciptakan strategi untuk mengatasi tantangan ini, sehingga Pancasila dapat benar-benar dihormati dan dijunjung tinggi. 3. Globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola hubungan antarnegara, perubahan dalam komunikasi, dan perubahan dalam perekonomian. Globalisasi merupakan tantangan bagi Pancasila karena globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang signifikan dalam pola hubungan antarnegara, komunikasi, dan perekonomian. Pertama, globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola hubungan antarnegara. Negara-negara di dunia saat ini saling terhubung melalui jaringan internasional yang kompleks. Ini menyebabkan negara-negara memiliki hubungan yang lebih rapat dan mendalam satu sama lain, meskipun ada benturan antarnegara. Ini mengharuskan negara-negara untuk mencari cara untuk menangani masalah internasional secara kooperatif dan bersama-sama. Contohnya, beberapa negara telah berkomitmen untuk mengikuti dan mengimplementasikan agenda internasional seperti perdamaian, keadilan sosial, dan perlindungan lingkungan. Kedua, globalisasi menyebabkan perubahan dalam komunikasi. Dengan adanya teknologi yang berkembang, orang-orang dapat terhubung dengan satu sama lain secara global. Contohnya, komunikasi antarnegara dapat dilakukan melalui internet, telepon, dan media sosial. Ini memungkinkan orang dari berbagai negara untuk berbagi informasi, gagasan, dan pandangan. Hal ini dapat membantu menciptakan kepedulian global dan solidaritas antarnegara. Ketiga, globalisasi menyebabkan perubahan dalam perekonomian. Globalisasi meningkatkan arus modal dan investasi antarnegara. Ini memungkinkan perekonomian di beberapa negara untuk saling terhubung. Contohnya, dengan memperluas pasar global, perusahaan dapat mengakses pasar internasional dan mengembangkan bisnis mereka. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan di beberapa negara dan meningkatkan pendapatan, lapangan kerja, dan standar hidup. Pada dasarnya, globalisasi telah mengubah cara orang berinteraksi antara satu sama lain, memengaruhi hubungan antarnegara, komunikasi, dan perekonomian. Ini menimbulkan tantangan bagi Pancasila untuk melindungi kepentingan nasional dan menangani masalah internasional secara kooperatif. 4. Globalisasi mengakibatkan semakin banyak informasi dan ide-ide yang berasal dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. Globalisasi adalah proses perluasan dan pertukaran informasi, ide, teknologi, dan budaya secara internasional. Hal ini telah mengubah cara orang berfikir dan bertindak di seluruh dunia. Globalisasi telah menciptakan tantangan bagi Pancasila, yaitu sistem nilai Indonesia. Salah satu tantangan utama dari globalisasi yang dapat mengganggu Pancasila adalah banyak informasi dan ide-ide yang berasal dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. Karena globalisasi, informasi dan ide dari luar negeri dapat dengan mudah tersedia di Indonesia. Ini dapat mengakibatkan adanya ide-ide baru atau ide-ide yang berbeda dari nilai Pancasila yang dianut di Indonesia. Ide-ide ini dapat mengganggu dan menghancurkan nilai-nilai yang dianut oleh Pancasila. Sebagai contoh, konsep demokrasi yang berasal dari Barat dapat bertentangan dengan konsep rakyat yang dianut oleh Pancasila. Ini dapat menyebabkan konflik antara nilai-nilai Barat dan nilai-nilai Pancasila yang dianut di Indonesia. Dengan globalisasi, informasi dan ide dari luar negeri dapat masuk ke Indonesia dan berinteraksi dengan nilai-nilai yang dianut oleh Pancasila. Namun, ketika informasi dan ide-ide tersebut berbeda dengan nilai-nilai yang dianut oleh Pancasila, ini dapat menyebabkan konflik dan gangguan pada sistem nilai Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia harus berhati-hati dengan informasi dan ide yang masuk ke negara ini dari luar negeri. 5. Berkembangnya perdagangan di era globalisasi juga berdampak besar bagi Indonesia. Globalisasi merupakan proses yang menghubungkan masyarakat di seluruh dunia dan mengintegrasikan ekonomi, budaya, sosial, politik, dan teknologi. Globalisasi menawarkan banyak manfaat, namun juga menimbulkan tantangan bagi Pancasila. Salah satu tantangan yang paling signifikan adalah berkembangnya perdagangan di era globalisasi yang berdampak besar bagi Indonesia. Ketika Indonesia bergabung dengan perjanjian perdagangan internasional, seperti Organisasi Perdagangan Dunia WTO, itu membuka pasar Indonesia untuk barang-barang asing dan membuka pasar luar negeri bagi produk Indonesia. Ini membuat produk asing lebih mudah diakses di Indonesia, mengancam produk lokal. Hal ini juga berdampak pada kegiatan ekspor Indonesia, karena persaingan dari produk asing yang lebih murah membuat produk Indonesia kurang menarik di pasar luar negeri. Selain itu, globalisasi juga menciptakan lingkungan yang kompetitif, dimana bisnis lokal harus bersaing dengan bisnis multinasional. Hal ini meningkatkan tekanan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam bisnis. Perusahaan lokal harus menggunakan teknologi terbaru dan mempekerjakan tenaga kerja yang lebih efisien untuk bersaing. Sebaliknya, globalisasi juga menciptakan peluang bagi Indonesia. Perdagangan internasional menghasilkan pendapatan yang membantu perekonomian Indonesia tumbuh. Indonesia juga memiliki akses ke teknologi dan sumber daya yang lebih baik dari pasar luar negeri. Ini membuat produk-produk Indonesia lebih bernilai dan kompetitif di pasar internasional. Kesimpulannya, globalisasi menawarkan banyak manfaat bagi Indonesia, tetapi juga menimbulkan tantangan bagi Pancasila. Berkembangnya perdagangan di era globalisasi memiliki dampak besar bagi Indonesia, baik dalam bentuk peluang maupun tantangan. Indonesia harus siap untuk menghadapi tantangan yang timbul dari globalisasi untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan tinggi. 6. Globalisasi dapat menyebabkan para pelaku usaha di Indonesia kurang mampu bersaing dalam pasar internasional. Globalisasi merupakan suatu fenomena yang ditandai dengan meningkatnya interaksi dan hubungan antarnegara dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, politik, teknologi, dan budaya. Seiring dengan perkembangan globalisasi, ini membawa tantangan bagi Pancasila. Salah satu contohnya adalah globalisasi dapat menyebabkan para pelaku usaha di Indonesia kurang mampu bersaing dalam pasar internasional. Pasar internasional dapat menjadi arena yang kompetitif bagi para pelaku usaha. Globalisasi menciptakan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai pasar dan meningkatkan kesempatan untuk berkembang. Namun, globalisasi juga menciptakan kompetisi yang ketat antara berbagai perusahaan, termasuk perusahaan Indonesia. Karena globalisasi memungkinkan produk-produk asing masuk ke pasar Indonesia dengan harga yang lebih murah dan kualitas yang sama dengan produk lokal, maka berbagai produk asing yang dijual di pasar Indonesia menjadi ancaman bagi para pelaku usaha lokal. Untuk mengatasi tantangan globalisasi ini, para pelaku usaha di Indonesia harus memiliki strategi untuk meningkatkan daya saing mereka. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan meningkatkan kualitas produk mereka, sehingga mereka dapat bersaing dengan produk-produk asing. Mereka juga harus meningkatkan efisiensi produksi dan mencari cara untuk menurunkan biaya produksi. Dengan melakukan semua ini, para pelaku usaha di Indonesia akan memiliki kesempatan untuk bersaing di pasar internasional. Dengan demikian, globalisasi merupakan salah satu tantangan bagi Pancasila. Globalisasi dapat menciptakan kesempatan bagi para pelaku usaha di Indonesia untuk berkembang, tetapi juga dapat menciptakan kompetisi yang ketat di pasar internasional. Oleh karena itu, para pelaku usaha di Indonesia harus memiliki strategi untuk meningkatkan daya saing mereka dengan cara meningkatkan kualitas produk, meningkatkan efisiensi produksi, dan mencari cara untuk menurunkan biaya produksi. 7. Globalisasi merupakan tantangan nyata bagi Pancasila karena berbeda dengan prinsip-prinsip Pancasila yang berlaku di Indonesia. Globalisasi merupakan tantangan nyata bagi Pancasila karena berbeda dengan prinsip-prinsip Pancasila yang berlaku di Indonesia. Pancasila merupakan sistem nilai moral dan politik yang digunakan oleh bangsa Indonesia sebagai dasar untuk membangun dan mengatur tata kehidupan berbangsa dan bernegara. Prinsip-prinsipnya meliputi ke-lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pancasila adalah pandangan filosofis yang menekankan nilai-nilai moral, sosial, dan politik yang menyatukan bangsa Indonesia. Sebaliknya, globalisasi menekankan nilai ekonomi dan teknologi, dan memudahkan penyebaran ide, budaya, dan nilai-nilai baru dari warga dunia. Ide-ide dan nilai-nilai ini sering bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan dapat menimbulkan konflik antara nilai-nilai tradisional dan modern. Salah satu contoh yang dapat diberikan adalah penyebaran komunitas LGBT Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender di Indonesia yang merupakan hasil dari globalisasi. Walaupun banyak warga Indonesia yang menolak komunitas ini, mereka masih terus menjadi bagian dari masyarakat Indonesia dan menyebarkan nilai-nilai yang berbeda dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini menimbulkan konflik antara nilai-nilai yang diwariskan oleh Pancasila dan nilai-nilai yang diperkenalkan oleh globalisasi. Dalam kondisi saat ini, Pancasila merupakan pilar dasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu, globalisasi harus dipandang sebagai tantangan nyata bagi Pancasila. Diperlukan upaya untuk mencari cara untuk menyatukan nilai-nilai tradisional dan modern yang ada, dan memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap menjadi pegangan bagi bangsa Indonesia. 8. Pemerintah harus mencari cara untuk menyesuaikan prinsip-prinsip Pancasila dengan perkembangan global, agar Pancasila tetap menjadi dasar filosofi bagi bangsa Indonesia. Globalisasi adalah proses yang melibatkan pertukaran ide, budaya, dan nilai-nilai antarbangsa. Ini menciptakan kesempatan untuk meningkatkan komunikasi dan pertukaran informasi, serta untuk meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia, sosial, dan lingkungan. Namun, globalisasi juga menimbulkan tantangan bagi Pancasila, filosofi dan ideologi yang menjadi dasar bagi bangsa Indonesia. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh pemerintah untuk menyesuaikan prinsip-prinsip Pancasila dengan perkembangan global adalah bagaimana cara menyeimbangkan nilai-nilai nasional dengan globalisasi. Globalisasi menciptakan kebebasan dan persaingan antarbangsa, yang dapat mengancam identitas nasional. Pada saat yang sama, perkembangan global juga dapat mengancam prinsip-prinsip keadilan dan keseimbangan. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah harus mencari cara untuk menyesuaikan prinsip-prinsip Pancasila dengan perkembangan global, agar Pancasila tetap menjadi dasar filosofi bagi bangsa Indonesia. Ini bisa dilakukan dengan mengintegrasikan globalisasi dengan Pancasila. Salah satu contohnya adalah mengintegrasikan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan kemakmuran yang terkandung dalam Pancasila dengan kebijakan global seperti sistem pertukaran barter. Hal ini akan memungkinkan Indonesia untuk mengambil manfaat dari globalisasi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip Pancasila. Pemerintah juga harus mempromosikan nilai-nilai Pancasila di tingkat global. Ini bisa dilakukan dengan mempromosikan nilai-nilai nasional kepada masyarakat internasional melalui berbagai media. Pemerintah juga harus terus memperdalam pemahaman Pancasila di antara masyarakat Indonesia dan menciptakan lebih banyak kesempatan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan Pancasila di tingkat internasional. Dengan demikian, pemerintah dapat menyesuaikan prinsip-prinsip Pancasila dengan perkembangan global. Ini akan memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi dasar filosofi bagi bangsa Indonesia, meskipun globalisasi menimbulkan tantangan. Terdapat4 dimensi utama Pancasila sebagai ideologi terbuka. Yang mana keempat dimensi tersebut antaralain adalah sebagai berikut: DIMENSI IDEALITAS, Dalam pancasila terkandung nilai-nilai dasar sebagai ideologi dan cita-cita ideal yang hendak diwujudkan dalam semua bidang kehidupan. DIMENSI NORMATIF, Idealitas yang terkandung oleh Pancasila Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pancasila sebagai dasar negara kemudian dihadapkan pada fenomena globalisasi. Globalisasi membawa tatanan baru dengan menghapus batas antar negara dampak negatif dapat terasa jika banyak budaya asing masuk ke Indonesia lalu menggerus nilai-nilai asli bangsa Indonesia. Sebagai contoh pengaruh globalisasi terhadap Pancasila ialah berdampak pada bangsa dan individu. Salah satunya munculnya sifat sikap individualistik. Masyarakat merasa di mudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan oranglain dalam beraktifitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial. Globalisasi ini telah mempengaruhi salah satu aspek budaya kita yaitu gotong royong. Globalisasi membawa Indonesia pada masyarakat yang lebih individualis. Padahal seperti yang kita ketahui gotong royong merupakan konsep yang di junjung tinggi oleh para pendahulu kita melaui sila ke lainnya gaya hidup kebarat-baratan. Tidak semua budaya barat baik dan cocok di terapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orangtua, kehidupan bebas remaja, kesenjangan sosial dan lain-lain. Penghayatan dan pemahaman akan nilai Pancasila belum benar-benar di serapi dibuktikan dengan banyaknya implementasi budaya asing yang tidak pas dengan budaya Indonesia. Pancasila perlu di sosialisasikan dan di tanamkan kembali khususnya bagi anak muda dalam prosesnya untuk mengembangkan dirinya untuk menjadi masyarakat yang modern dan dapat mepertahankan eksistensinya. Salah satu tantangan terberat dalam melawan arus negatif globalisasi adalah menyiapkan pendidikan bagi anak muda yang akan melakukan pembangunan Indonesia di masa mendatang. Di harapkan kemajuan negara Indonesia kelak dapat sesuai dengan visi dan misi yang telah di tuangkan para pembela negara pada Pancasila. Ketahanan ideologi Pancasila kembali di uji ketika dunia masuk pada era globalisasi di mana banyaknya ideologi alternatif merasuki ke dalam segenap sendi-sendi bangsa melalui media informasi yang dapat di jangkau oleh seluruh anak globalisasi banyak memunculkan berbagai alat teknologi modern yang mendatangkan budaya luar masuk ke Indonesia dan menjadi suatu hal yang bisa di ikuti. Masuknya era globalisasi ini membuat banyaknya fenomena di mana sudah tidak adanya batasan yang seakan memudar di karenakan terjadi berbagainya perkembangan di segala aspek kehidupan khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga saat ini kebanyakan masyarakat itu tumbuh di atas kepribadian banhsa asing. Mereka kehilangan jati diri yang sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur Pancasila. Pemahaman masyarakat terhadap Pancasila sudah sangat berbeda saya Pancasila memiliki peranan penting sebagai filter penyaring nilai-nilai baru. Kita perlu untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perkembangan zaman tetapi Pancasila di perlukan untuk mempertahankan nilai budaya asli. Pancasila dapat di gunakan untuk memilah mana saja nilai yang dapat diserap untuk kemudian di sesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila. Kita sebagai warga negara Indonesia tentunya harus tetap menjaga dan melestarikan Pancasila dengan cara menerapkan dan menjalani nilai-nilai Pancasila, memahami apa pentingnya Pancasila serta menanamkan pada diri sendiri bahwa Pancasila merupakan jati diri bangsa yang harus di pertahankan kekokohannya. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya terutama dengan memperkuat keimanan kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah cara terbaik agar kita tidak mudah terpengaruh arus globalisasi dengan menjalankan hal tersebut di harapkan Pancasila tetap menjadi pandangan yang memiliki nilai besar di dalam negara dan tidak akan pernah luntur meski perkembangan zaman terus berubah. Lihat Humaniora Selengkapnya
Dibawah ini beberapa contoh penerapan Pancasila sila kemanusiaan yang adil dan beradab: 1. Menghargai perbedaan di tengah masyarakat yang terdiri dari banyak suku, agama, ras, dan adat istiadat. 2. Senantiasa menjaga adab atau kesopanan, kehalusan, dan kebaikan budi pekerti kita dalam berbagai kondisi. 3. Tidak melakukan diskriminasi pada
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia yang sekarang ini terbentuk merupakan hasil dari pemikiran-pemikiran para pendiri bangsa pada zaman dahulu. Berbagai rintangan dan halangan telah dilalui para pahlawan bangsa untuk menyusun Pancasila yang menjadi dasar untuk melaksanakan tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Saya ingin mengangkat tema dinamika dan tantangan Pancasila sebagai dasar negara karena saya merasa cukup perlu untuk melakukan pembahasan dan terlebih saya sebagai generasi muda yang kelak akan menjadi calon penerus bangsa sehingga saya merasa harus memahami serta menelaah lagi dinamika dan tantangan Pancasila sebagai dasar yang kita tahu, Pancasila memiliki kedudukan sebagai dasar negara, pandangan hidup, ligatur bangsa, dan jati diri bangsa. Yang mana dari kedudukan tersebut, dapat saya simpulkan bahwa Pancasila menjadi landasan dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta Pancasila menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain. Selain itu, Pancasila juga menjadi pemersatu bangsa di seluruh bumi pertiwi dengan perkembangan zaman yang semakin modern, semakin banyak pula tantangan yang dihadapi Pancasila dalam mengikuti dinamika perkembangan masyarakat. Artinya Pancasila harus mampu bertahan di tengah lajunya arus globalisasi yang masuk ke nusantara. Oleh karena itu, saya sangat berharap bahwa Pancasila agar tetap terjaga kemurniannya dan tidak terdistraksi dengan arus globalisasi yang kebanyakan tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Selain itu, saya berharap agar kita para generasi penerus bangsa dapat memahami, mengamalkan, serta menjaga nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dengan penuh tanggung jawab. Hal ini agar kita sebagai bangsa yang bermartabat selalu konsisten untuk memelihara keutuhan Pancasila dan tidak mudah terpengaruh budaya barat yang meluruhkan jati diri bangsa kita sendiri. Saya Nursyam Andesa Putri sebagai penulis sangat berharap kepada para pembaca agar senantiasa mampu membentengi diri dalam menghadapi lajunya arus globalisasi agar tidak mengubah jati diri bangsa Indonesia dan selalu berpegang teguh pada Pancasila sebagai dasar negara yang sah dan sakral. Tak lupa, terima kasih saya ucapkan kepada teman-teman karena sudah meluangkan waktunya untuk membaca artikel Nursyam Andesa PutriMata Kuliah PancasilaDosen Pengampu Ilham Hudi, Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Pertanyaandan Jawaban Seputar ISBD. 1. Jelaskan pengertian budaya! Jawab: Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa sangsekerta "budhayah" yaitu bentuk jamak kata budhi yang berarti budi dan akal. 2. Jelaskan pengertian budaya atau kebudayaan menurut R
Pendahuluan Sebagai salah satu negara yang terbuka terhadap setiap perubahan lingkungan strategis, Indonesia sangat terpengaruh oleh arus globalisasi yang melanda seluruh negara-negara di dunia. Bagi Bangsa Indonesia, globalisasi merupakan sebuah keniscayaan sehingga harus diterima sebagai kenyataan sejarah. Yang perlu dilakukan saat ini sebenarnya adalah memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir kerugian yang diakibatkan oleh globalisasi. Menurut Anthony Giddens 2001, globalisasi yang telah merasuk ke seluruh negara di dunia ternyata membawa nilai-nilai budaya global Barat seperti individualisme, liberalisme dan materialisme. Nilai-nilai budaya Barat telah menginfiltrasi ketahanan budaya nasional masing-masing negara sehingga mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai individualisme telah menggeser dan menggantikan nilai kolektivitas masyarakat Indonesia. Pengutamaan "hak" daripada "kewajiban" dan kebebasan HAM yang kebablasan sangat tidak sesuai dengan budaya nasional Indonesia. Nilai liberalisme telah menggeser nilai altruisme mementingkan kepentingan umum masyarakat Indonesia. Budaya gotong royong, tanpa pamrih, tenggang rasa, dan kekeluargaan sudah mulai luntur oleh nilai-nilai liberalisme sebagai dampak dari masuknya globalisasi. Nilai materialisme telah menggeser nilai immaterialisme yang ada pada masyarakat Indonesia. Penghormatan terhadap seseorang tidak lagi didasarkan pada baik buruknya moralitas orang tersebut, melainkan didasarkan pada materi dan kekayaan yang dimiliki. Nilai-nilai sopan santun 1 Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free RELEVANSI PANCASILA DI ERA GLOBALISASIOleh Agus SubagyoPendahuluanSebagai salah satu negara yang terbuka terhadap setiap perubahanlingkungan strategis, Indonesia sangat terpengaruh oleh arus globalisasiyang melanda seluruh negara-negara di dunia. Bagi Bangsa Indonesia,globalisasi merupakan sebuah keniscayaan sehingga harus diterima sebagaikenyataan sejarah. Yang perlu dilakukan saat ini sebenarnya adalahmemaksimalkan keuntungan dan meminimalisir kerugian yang diakibatkanoleh Anthony Giddens 2001, globalisasi yang telah merasukke seluruh negara di dunia ternyata membawa nilai-nilai budaya global Baratseperti individualisme, liberalisme dan materialisme. Nilai-nilai budaya Barattelah menginfiltrasi ketahanan budaya nasional masing-masing negarasehingga mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsadan bernegara. Nilai individualisme telah menggeser dan menggantikan nilaikolektivitas masyarakat Indonesia. Pengutamaan “hak” daripada “kewajiban”dan kebebasan HAM yang kebablasan sangat tidak sesuai dengan budayanasional Indonesia. Nilai liberalisme telah menggeser nilai altruismemementingkan kepentingan umum masyarakat Indonesia. Budaya gotongroyong, tanpa pamrih, tenggang rasa, dan kekeluargaan sudah mulai lunturoleh nilai-nilai liberalisme sebagai dampak dari masuknya globalisasi. Nilaimaterialisme telah menggeser nilai immaterialisme yang ada padamasyarakat Indonesia. Penghormatan terhadap seseorang tidak lagididasarkan pada baik buruknya moralitas orang tersebut, melainkandidasarkan pada materi dan kekayaan yang dimiliki. Nilai-nilai sopan santun1 dan norma susila telah berganti menjadi serba harta, kekuasaan perkembangnnya, globalisasi akan menumbuhkan semangat”keglobalan” dan semangat ”kedaerahan” yang tentunya akanmembahayakan semangat nasional, yang didasarkan pada cara pandangbangsa atau cara pandang nasional Indonesia wawasan kebangsaan.Menurut James Petras dan Veltmeyer 2003, Globalisasi akanmenyebabkan ketergantungan suatu negara terhadap negara lain dalamseluruh sektor kehidupan, baik politik, ekonomi maupun budaya. Globalisasimerupakan imperialismo gaya baru yang perlu mendapatkan karena dapatmengancam keutuhan negara bidang politik, globalisasi akan menguatkan kembali identitasetnik dan kesukuan yang dapat menimbulkan gejala disintegrasi bangsa dangerakan separatisme. Globalisasi yang mencanangkan kebebasan telahmendorong berbagai wilayah untuk memisahkan diri dengan bantuan politisdari negara-negara bidang ekonomi, globalisasi akan menciptakan ketergantunganekonomi nasional terhadap dominasi ekonomi global. Ketergantunganekonomi menyebabkan hubungan antar negara tidak bersifat kesederajadandan kemitraan, melainkan subordinasi dan dominasi sehingga kedaulatannasional dapat tergadaikan atas nama globalisasi yang bidang budaya, masuknya budaya populer telah mengendurkanbudaya nasional sehingga mengancam eksistensi jati diri dan identitasnasional. Globalisasi akan menggerogoti sendi-sendi nasionalisme dimanamasyarakat akan dibuai terlebih dulu dengan kemasan-kemasanmaterialisme ala barat yang pada akhirnya akan mem ”brain washing”manusia – manusia Indonesia untuk berpikir, bersikap dan bertindak alaBarat. Semangat gotong royong, kekeluargaan, pengorbanan dan tenggangrasa akan hilang dengan sendirinya dalam kehidupan Melihat kondisi empiris dampak negatif yang mengikuti arusglobalisasi di Indonesia, maka pertanyaan penting yang dapat dirumuskanadalah apakah dasar negara Pancasila masih relevan dan bisadipertahankan di era globalisasi saat ini? Pertanyaan ini patutdikemukakan mengingat pancasila sebagai dasar negara Indonesia,pandangan hidup bangsa Indonesia, sumber filosofi bangsa Indonesia, dansumber rujukan masyarakat Indonesia dalam berpikir, bertindak danberperilaku kurang dihayati dan diamalkan oleh masyarakat Indonesia,khususnya para kaum muda generasi penerus bangsa yang banyak terjebakpada arus modernitas dan etimologis, istilah Pancasila berasal dari bahasa sansekerta,dari India bahasa kasta brahmana, sedangkan bahasa rakyat biasa adalahbahasa Prakerta. Panca artinya Lima, Sila Artinya batu sendi, alas, demikian,dalam bahasa Indonesia, Pancasila diartikan sebagai“berbatu sendi lima” atau “dasar yang memiliki lima unsur” atau “lima tingkahlaku yang penting”. Secara historis, proses terbentuknya Pancasila dapatdilihat dari persiapan sidang BPUPKI yang diusulkan oleh dr. RadjimanWidyodiningrat membahas dasar negara Indonesia, yang kemudianmenghasilkan tiga pemikiran besar, yakni Mr. Muhammad Yamin, Soepomo,dan Soekarno. Secara terminologis, Pancasila yang sah adalah yangterdapat dalam pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan oleh sidang PPKIpada tanggal 18 Agustus 1945. Di era globalisasi yang penuh dengan peluang dan tantangan,Pancasila masih relevan bagi bangsa Indonesia, baik sebagai ideologinegara maupun sebagai dasar negara. Sebagai ideologi negara, Pancasilaakan menjadi sistem nilai bagi Bangsa Indonesia dalam menghadapi arusglobalisasi yang penuh dengan muatan ideologi liberalisme dan Pancasila sangat cocok dengan karakteristik budaya bangsa3 Indonesia yang heterogen, plural, dan beranekaragam kultur. IdeologiPancasila mendasarkan pada hakekat sifat kodrat manusia sebagai makhluksosial dan individu. Inilah yang membedakan dan menjadi keunggulanideologi Pancasila dibandingkan dengan ideologi-ideologi lain di dasar negara, Pancasila merefleksikan kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara yang sangat komplek sehingga dapat terwadahidalam kerangka Pancasila sebagai dasar pada nilai-nilai global Barat yang muncul di eraglobalisasi, sila-sila Pancasila merupakan “filter” yang dapat menjadi“penjaring” dan “penyaring” bagi masyarakat Indonesia dalam menghadapiarus globalisasi. Nilai-nilai Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan,persatuan, kerakyatan, dan keadilan merupakan pilar-pilar penting dalammembentengi masyarakat Indonesia di tengah serangan nilai-nilai universalyang berasal dari Barat akibat arus Pancasila tetap bisa bersaing dengan ideologi-ideologi lain didunia ini karena memiliki sejumlah keunggulan yang tidak ditemukan dalamideologi lain. Ideologi Pancasila tetap mampu bersaing, mampu kompetitifmenjawab perubahan zaman, walaupun Indonesia diserbu nilai-nilai asing diera globalisasi. Kekuatan dari ideologi Pancasila justru terletak padakemampuannya menjaga keseimbangan antara unsur-unsur yang ada dimasyarakat tengah suasana globalisasi, ideologi yang bisa bertahan adalahideologi yang bisa menjaga keseimbangan antara kepentingan global dengan kepentingan nasional. Artinya, ideologi yang bisa terus eksis adalah ideologi yang bisa menempatkan kepentingan nasional tanpa ikut terpengaruh nilai-nilai asing dari ideologi lain yang datang melalui informasi global seperti siaran televisi, internet ataupertukaran jasa dan barang dibandingkan dengan ideologi lain, seperti ideologi Marxisme atau Komunisme, Pancasila memiliki berbagai keunggulan, 4 karena Pancasila menempatkan unsur keseimbangan yang tidak banyakditemukan dalam ideologi lain. Semua ideologi lain di dunia umumnya hanyamementingkan kelompok tertentu atau hanya berpihak pada golongantertentu, misalnya ideologi Marxis atau Komunisme, cenderung hanyamementingkan kelompok tertentu yakni kelompok buruh, khususnyakelompok 'elite' kaum itu, di belahan negara lain, ada ideologi yang hanya berpihak kepada kepentingan kelompok yang memiliki modal, orang yangpunya kuasa, atau hanya bagi orang-orang pintar dalam masyarakat. Kitapatut bersyukur karena Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia tidak seperti itu, tetapi ada keseimbangan antar konteks Indonesia saat ini, Pancasila tengah dihadapkandengan tantangan eskternal berskala besar berupa globalisasi. Globalisasiyang berbasiskan pada perkembangan teknologi informasi, komunikasi, dantransportasi, secara drastis telah mentransendensi batas-batas etnis bahkanbangsa. Jadilah Indonesia kini, tanpa bisa dihindari dan menghindari,menjadi bagian dari arus besar berbagai perubahan yang terjadi di apa pun perubahan yang terjadi di belahan dunia lain akan langsungdiketahui atau bahkan dirasakan akibatnya oleh Indonesia. Sebaliknya,sekecil apa pun peristiwa yang terjadi di Indonesia secara cepat akanmenjadi bagian dari konsumsi informasi masyarakat dunia. Pengaruh dariglobalisasi ini dengan demikian begitu cepat dan mendalam. Menjadi sebuah pertanyaan besar bagi bangsa Indonesia,sanggupkah Pancasila menjawab berbagai tantangan tersebut?Akankah Pancasila tetap eksis sebagai ideologi bangsa? Jawabannyatentu akan terpulang kepada bangsa Indonesia sendiri sebagai pemilikPancasila. Namun demikian, kalaulah kemudian mencoba untuk mencarijawaban atas berbagai tantangan tersebut, maka jawabannya adalah bahwaPancasila akan sanggup menghadapi berbagai tantangan tersebut asalkan5 Pancasila benar-benar mampu diaplikasikan sebagai weltanschauungbangsa Indonesia. Implikasi dari dijadikannya Pancasila sebagai pandangan hidup makabangsa yang besar ini haruslah mempunyai sense of belonging dan sense ofpride atas Pancasila. Untuk menumbuhkembangkan kedua rasa tersebutmaka melihat realitas yang tengah berkembang saat ini setidaknya dua halmendasar perlu dilakukan. Pertama, penanaman kembali kesadaran bangsa tentang eksistensiPancasila sebagai ideologi bangsa. Penanaman kesadaran tentangkeberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa mengandung pemahamantentang adanya suatu proses pembangunan kembali kesadaran akanPancasila sebagai identitas nasional. Upaya ini memiliki makna strategismanakala realitas menunjukkan bahwa dalam batas-batas tertentu telahterjadi proses pemudaran kesadaran tentang keberadaan Pancasila sebagaiideologi bangsa. Salah satu langkah terbaik untuk mendekatkan kembaliatau membumikan kembali Pancasila ke tengah rakyat Indonesia tidak lainmelalui pembangunan kesadaran sejarah. Tegasnya, Pancasila didekatkankembali dengan cara menguraikannya sebagai bagian yang tak terpisahkandari perjuangan rakyat Indonesia, termasuk menjelaskannya bahwa secarasubstansial Pancasila adalah merupakan jawaban yang tepat dan strategisatas keberagaman Indonesia, baik pada masa lalu, masa kini maupun masayang akan perlu adanya kekonsistenan dari seluruh elemen bangsa,khususnya para pemimpin negeri ini untuk menjadikan Pancasila sebagaipedoman dalam berpikir dan bertindak. Janganlah sampai Pancasila inisekadar wacana di atas mulut yang disampaikan secara “berbusa-busa”hingga menjadi “basi”, sementara di lapangan penuh dengan perilaku yangtidak sesuai dengan ajaran Pancasila. Dengan demikian, penghayatan danpengamalan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sudah6 merupakan suatu conditio sine qua non bagi tetap tegaknya Pancasilasebagai ideologi bangsa. Salah satu tantangan terbesar yang perlu segera dijawab bangsayang besar ini, khususnya oleh para pemegang kekuasaan, adalahmenjawab tantangan atas lemahnya kesejahteraan rakyat dan penegakankeadilan. Ketimpangan kesejahteraan antara kota dan desa, terlebih Jawadan luar Jawa merupakan salah satu permasalahan besar yang harussegera dijawab oleh bangsa ini. Terasa sesak bagi kita semua bilamengingat bahwa di alam sejarah dewasa ini masih ada bagian dari bangsaini yang secara mengenaskan masih hidup di alam prasejarah!.Masalah penegakan keadilan juga menjadi masalah yang perlumendapat perhatian serius para pengambil kebijakan. Keadilan sosial yangtelah lama digariskan para pendiri negeri ini sering menjadi kontraproduktifmanakala hendak ditegakkan di kalangan para penguasa dan pemilik hingga sekarang ini pisau keadilan yang dimiliki bangsa ini masihmerupakan pisau keadilan bermata ganda, tajam manakala diarahkankepada rakyat kebanyakan, dan tumpul atau bahkan kehilanganketajamannya sama sekali manakala dihadapkan dengan para pemegangkekuasaan atau pemilik sumber-sumber dua hal itu saja mampu dikedepankan bisa jadi bangsa yangbesar ini tidak akan mudah tergoyahkan oleh berbagai tantangan danancaman yang ada, baik dari dalam maupun dari luar. Ancaman dari dalambisa jadi akan pupus dengan sendirinya manakala kesejahteraan rakyatterkondisikan pada keadaan yang baik dan keadilan dapat ditegakkandengan seadil-adilnya. Ancaman dari luar, termasuk arus besar globalisasi sekalipun tidakakan menggeruskan Pancasila sebagai sebuah ideologi tetapi justru akanmenjadikan Pancasila sebagai kekuatan yang mampu mewarnai arus besarglobalisasi. Terlebih karena globalisasi bagi bangsa ini bukanlah merupakanbarang Pada akhirnya, menjadi baik kiranya bila menyimak kembali apa yangpernah dikatakan oleh Roeslan Abdulgani 1986, "Pancasila kita bukansekadar berintikan nilai-nilai statis, tetapi juga jiwa dinamis”. Kuranggunanya kita, hanya secara verbal mencintai kemerdekaan, kalau kita tidakberani melawan penjajahan, baik yang tradisional-kuno maupun yangneokolonial. Kurang gunanya kita, secara verbal saja menjunjung tinggi silaKetuhanan Yang Maha esa, kalau kita takut melawan kemusyrikan. Kurangguna kita, secara verbal saja mengagungkan sila Perikemanusiaan, kalaukita membiarkan merajalelanya situasi yang tidak manusiawi. Kurangfaedahnya kita, secara verbal saja cinta Persatuan Indonesia, kalau kitamembiarkan merajalelanya rasa nasionalisme dan patriotisme merosot danmembiarkan bangsa lain mengeksploitasikan kebodohan dan kelemahanrakyat kita. Kurang manfaatnya kita cinta sila Kerakyatan kalau kitamembiarkan keluhan rakyat tersumbat. Kurang artinya kita ngobrol sajatentang sila Keadilan Sosial, kalau kita membiarkan kepincangan sosialekonomis merajalelaPenutupBerdasarkan uraian analitis tentang posisi, eksistensi, dan relevansiPancasila di tengah arus globalisasi di atas, dapat ditarik benang merahkesimpulan bahwa Pancasila masih relevan di era globalisasi dan sudahmenjadi keharusan dan keniscayaan untuk dipertahankan oleh segenapkomponen bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila akan menjadi ”filter” yangakan menjaring dan menyaring setiap perubahan dan nilai-nilai yang masukakibat arus menggukuhkan Pancasila di era globalisasi sebagai dasarbepkir, dasar bertindak dan dasar berperilaku oleh setiap masyarakatIndonesia, maka Pancasila perlu dikebumikan agar supaya dapat bekerjasecara operasional di lapangan. Diperlukan ”revitalisasi Pancasila”8 sehingga dapat dihayati dan diamalkan oleh segenap komponen bangsa diera ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
DWnf3X. 297 424 287 366 251 222 492 398 4

jelaskan dan berilah contoh bahwa globalisasi merupakan tantangan bagi pancasila